Pages

Ekspresi Nazar Nurdin

Foto Nazar Nurdin ketika presentasi dalam lomba esai nasional hukum di fakultas syariah UIN Malang tahun 2010

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 25 Juli 2012

Mari, Sayangi Ibu dan Anak!

Baru-baru ini, BP3AKB Jawa Tengah bersama Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Jawa Tengah mengadakan pelatihan gerakan sayang ibu dan anak. Pelatihan ditujukan kepada para pemuka (tokoh) agama-agama besar di Indonesia. Pelatihan sayang ibu dan anak ini dibagi dalam 3 bagian wilayah di Jawa Tengah, yakni bakorwil I digelar di kabupaten Pati untuk eks-karesidenan Pati dan Semarang; bakorwil II digelar di Solo untuk eks-karesidenan Surakarta dan Kedu; dan bakorwil III digelar di Banyumas untuk eks karesidenan Banyumas dan Pekalongan. 

Gerakan sayang ibu dan anak ini tentu menjadi suatu catatan menarik ketika kita mulai berbicara mengenai perempuan, khususnya dalam hal reproduksi. Perempuan dalam hal ini diposisikan sebagai objek kajian. Hak-hak reproduksi yang menjadi fitrah perempuan harus dijaga sebaik mungkin, agar mampu mengurangi angka kematian pada ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Di Jawa Tengah, total ibu yang meninggal selama tahun 2011 adalah sebanyak 116,01 per seratus ribu kelahiran ibu. Jumlah ini lebih banyak dari tahun 2010, yakni sebesar 104,97. Data dari dinas kesehatan Jawa Tengah ini mengindikasikan bahwa dari total seratus ribu kelahiran ibu masih berpotensi besar terhadap kematian ibu.

Ibu-Bayi meninggal
Sebetulnya banyak sebab ketika membincangkan kematian ibu dan bayi. Di sini, perlu dipertegas bahwa kematian ibu bukan hanya pada saat melahirkan, melainkan juga sebelum melahirkan dan pasca melahirkan. Saat ibu mengandung atau hamil, ia memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap kematian. 28% ibu meninggal justru terjadi saat hamil, 27% saat persalinan dan 45% saat nifas. Jadi, bukan semata saat persalinan ibu yang meninggal, ketika sang ibu sedang nifas peluang  kematian ibu juga semakin besar.
Ibu dan bayi meninggal bisa terjadi di berbagai tempat. Ia bisa meninggal di rumah, perjalanan, puskesmas ataupun di rumah sakit. Namun, berdasarkan data dari dinas Kesehatan Provininsi Jawa Tengah, kematian terbanyak justru yang berada di rumah sakit, yakni sebanyak 82%. Sementara sisanya, meninggal di perjalanan, dan di rumah.
Meski begitu, kematian di rumah sakit ini tidak semata bisa dimaknai bahwa telah terjadi ketidakberesan dalam penanganan ibu sewaktu proses persalinan. Ada juga faktor lain yang bisa turut dipertimbangkan. Ini juga bukan berarti bahwa pelayanan RS buruk, bisa juga dimungkinkan karena kurangnya tenaga medis yang ada di daerah-daerah. Terlebih di masing-masing kabupaten/kota hanya mempunyai satu rumah sakit, dan menampung ribuan orang. Sehingga, tidak mungkin, jika tenaga medis yang terbatas melayani pasien yang tidak terbatas.
Di Jawa Tengah pada tahun 2011, AKI terbanyak diraih Kabupaten Tegal, disusul Pemalang. Kedua wilayah ini menjadi penyuplai terbesar dalam hal kematian ibu. Untuk bayi, Kabupaten Pemalang menempati rating tertinggi, disusul Kota Semarang, Brebes dan kota-kota lainnya. Sementara di kota yang mempunyai fasilitas medis dan tenaga medis yang memadai, tingkat kematian ibu dan anak relatif sangat kecil. Misalnya saja, di Kota Magelang, di mana kematian ibu dan bayi relatif sangat kecil.

Mengatasi kematian ibu-anak
Mengurangi tingkat kematian ibu dan anak memang sangat sulit dilakukan. Selain butuh kekompakan lintas sektor departemen, butuh kesadaran masyarakat untuk tidak mengesampingkan proses kelahiran sang anak. Seorang suami dituntut untuk selalu mengawal keamanan sang ibu dan calon bayi.
Selama ini, masyarakat cenderung memandang perempuan yang dalam keadaan melahirkan dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Dalam perspektif ini, keliru partisipasi laki-laki dianggap sebagai suatu yang tidak penting. Untuk itu, pihak laki-laki tidak boleh enggan dalam merujuk ke tukang medis tidak segera ditujukan. Pada saat-saat itulah, calon ibu sangat menantikan pertolongan dari laki-laki.
Budaya patriarki masyarakat Indonesia juga menambah kesulitan dalam menangani masalah ini. Masyarakat cenderung memandang perempuan sebagai lebih rendah, atau dalam bahasa jawa disebut konco wingking. Relasi yang tidak seimbang ini menimbulkan bahaya (madharat) bagi perempuan, terlebih perempuan lebih rentan akan perilaku kasar dari suami. Selain itu, doktrin agama memberi peluang bagi terciptanya ketidakseimbangan itu.
Dalam agama, anak di hadapan ibu harus tunduk dan patuh. Bahkan posisi ibu tiga kali lebih tinggi dari seorang suami. Namun, ibu yang begitu besar posisinya di mata anak dikerdilkan oleh suami. Doktrin inilah yang perlu dibenahi. 

Agenda Pembenahan
Jalan bakorwil Jateng untuk menggalang dukungan dari para tokoh agama terasa penting kita untuk diapresiasi. Bakorwil sadar jika mengurangi AKI dan AKB tidak serta merta bisa ditangani oleh pemerintah. Masyarakat, terutama para pemuka agama juga mempunyai kewajiban untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat akan pentingnya gerakan sayang pada ibu dan bayi.
Karena hidup adalah kodrat yang diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia harus senantiasa menjaganya. Tokoh agama bisa menjadi manifestasi bagi pemerintah untuk melakukan gerakan sayang terhadap ibu dan bayi kepada masyarakat awam. Petuah-petuah agama akan memberi sentuhan magic jika kita dibandingkan dengan penyempaian secara medis oleh pemerintah.
Untuk itulah, pelatihan tokoh agama untuk gerakan sayang ibu dan anak menjadi penting untuk terus digalakkan dan dilakukan secara berkala. Sekali lagi, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mengurangi AKI dan AKB. Diperlukan partisipasi semua pihak demi melestarikan kehidupan di atas bumi ini. Mari, sayangi ibu dan anak!



*) Dimuat di Koran Sore Wawasan, Edisi Senin, 30 April 2012 di rubrik Opini. 

 
>>>Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) akan menyelenggarakan Rukyatul Hilal penentuan awal Ramadhan 1433 H pada Kamis (19/7) sore bertepatan dengan 29 Sya'ban 1433 H di berbagai titik di Indonesia. Warga Nahdliyin dihimbau dapat berpastisipasi dalam kegiatan tersebut >>>Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email: redaksi@nu.or.id. Tuliskan subyek atau judul artikelnya untuk memudahkan redaksi.