Pages

Kamis, 23 Februari 2012

Calo Sosial

Kodrat mahasiswa sejatinya terlahir dari trah yang suci. Status sosial yang diemban mahasiswa masih ‘ganas’ untuk ukuran masyarakat Indonesia. Mahasiswa dianggap kawah candradimuka sebagai sosok berpengetahuan, intelektual, calon pemimpin besar, dan banyak lagi lainnya. Konon, apapun kondisi yang menerpa mahasiswa, ia tetap menempati posisi khusus. Saat ini, proporsi ini masih berlaku, dan belum terdengar suara rakyat untuk melawan hegemoni itu.
Kendati demikian, perilaku mahasiswa mengandung sikap yang multi tafsir. Satu sisi, tindakan positif mahasiswa dengan melandaskan pada idealisme yang cukup tinggi, menolak sogokan dari pemangku kepentingan. Idealisme menjadi dasar untuk menolak sikap pragmatisme. Di sisi lain, ada sebagian mahasiswa yang mengambil sikap rakus. Selagi mahasiswa, ia memakai identitasnya demi mengeruk keuntungan. Kekuasaan yang diperoleh pun kadangkala dijadikan ajang pelampiasan hasrat yang terpendam. Dan pola percaloan seperti ini yang lantas menjadi benih ‘suci’ koruptor di masa depan.
Jadi secara sederhana, mahasiswa bukan hanya sebagai agen sosial, tapi juga sebagai calo sosial demi mengeruk keuntungan. Seperti calo, mahasiswa juga lihai menawarkan sesuatu kepada seseorang kemudian meminta imbalan yang lebih. Caranya pun lebih praktis, terhormat, dan tentu dengan cara yang elegan.   
Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial (agen social of change) dikenal rasis dengan aksinya turun basis ke jalan, juga sebagai simbol perlawanan atas kediktatoran penguasa. Maka, ketika penguasa melakukan diskriminasi hak sipil, mahasiswa siap memberi peringatan dini. Pun dengan jebolan kampus yang menjadi bakal koruptor di negeri ini. Kondisi sosial yang berbeda tentu akan membawa angin revolusi yang berbeda pula dengan kondisi kampus. Ruang yang lebih luas akan memaksa diri untuk berfikir bagaimana mendapatkan keuntungan dari ruang itu. 
Berbagai cara dilakukan, dengan cara mengabdikan diri, merampok, bahkan ‘memperkosa’ kebijakan yang menguntungkan kantongnya. Terpaan kampus terhadap individu menjadi kunci kepemimpinan masa depan. Pembinaan yang baik akan memanen hasil yang baik pula. Sebaliknya, pembinaan yang buruk secara tidak langsung menjadi donatur penyumbang kebobrokan di negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
>>>Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) akan menyelenggarakan Rukyatul Hilal penentuan awal Ramadhan 1433 H pada Kamis (19/7) sore bertepatan dengan 29 Sya'ban 1433 H di berbagai titik di Indonesia. Warga Nahdliyin dihimbau dapat berpastisipasi dalam kegiatan tersebut >>>Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email: redaksi@nu.or.id. Tuliskan subyek atau judul artikelnya untuk memudahkan redaksi.